Selamat Datang Di Blog M.AFIFUDIN, silahkan dilihat-lihat

M.Afifudin

Together we Build, Togther We Can,|Bersama Kita Membangun, Bersama Kita Bisa

M.Afifudin

Together we Build, Togther We Can,|Bersama Kita Membangun, Bersama Kita Bisa

M.Afifudin

Together we Build, Togther We Can,|Bersama Kita Membangun, Bersama Kita Bisa

M.Afifudin

Together we Build, Togther We Can,|Bersama Kita Membangun, Bersama Kita Bisa

M.Afifudin

Together we Build, Togther We Can,|Bersama Kita Membangun, Bersama Kita Bisa

X-Steel - Wait

Pages

Selasa, 25 November 2014

LAPORAN FOTOSINTESIS

CIRI-CIRI DAN SIFAT ULAMA PEWARIS NABI
Didunia ini ulama dibagi menjadi 2 bagian:
1.    Ulama su’ (ulama yang jahat)
2.    Ulama pewaris Nabi
Sifat Ulama Su’ (Ulama Yang Jahat)
Ulama su’ memiliki sifat cinta yang berlebihan terhadap kesenangan dunia. Ibnu Qudamah menjelaskan tentang mereka dengan mengucapkan: “Mereka adalah orang-orang yang bertujuan menggunakan ilmu agama untuk bersenang-senang dengan dunia dan mencapai kedudukan yang tinggi disisi pendukungnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Dari abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda: “Barang siapa yang mempelajari suatu ilmu yang semestinya untuk mencari wajah Allah, (kemudian) dia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkansebuah tujuan dunia, dia tidak akan mendapatkan wangi surga di hari kiamat nanti.” (HR. Abu dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ahmad)
Dalam riwayat lain Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Barang siapa yang mempelajari  ilmu agama untuk membanggakan diri terhadap para ulama atau mendebat orang-orang yang bodoh atau mengalihkan perhatian manusia kepadanya, maka dia di neraka.” (HR. Tirmidzi)
Sebagian Salaf menandaskan: “Manusia yang paling menyesal disaat meninggal dunia adalah orang alim yang menyia-nyiakan ilmunya.”

D.      Sifat Ulama Pewaris Nabi
Mereka mengetahui bahwa dunia itu hina dan akhirat itu mulia. Keduanya seperti dua madu (dibawah seorang suami, pent.). Oleh kerena itu mereka lebih mengutamakan akhirat. Hal ini mereka realisasikan dalam bentuk perbuatan yang tidak pernah menyelisihi ucapan mereka. Mereka cenderung mempelajari ilmu yang bermanfaat di akhirat dan menjauhkan ddiri dari ilmu yang sedikit manfaatnya.
Sebagaimana telah diriwayatkan dari Syaqiq Al-balkhi rahimahullah bahwa dia pernah bertanya kepada Hatim: “Engkau telah bergaul denganku beberapa lama, lalu apa yang engkau pelajari (dariku)?’
Hatim menjawab: (aku telah mempelajari) 8 perkara, diantaranya yang pertama:
Aku melihat kepada para mahluk, maka aku dapati setiap orang memiliki kekasih. Namun tatkala ia memasuki kuburannya ia berpisah dari kekasihnya. Disaat itu aku menjadikan kebaikan-kebaikanku sebagai kekasihku agar kekasihku tetap bersamaku di dalam kubur…dst.
Kemudian termasuk sifat ulama akhirat:
§   Mereka menjauhi penguasa dan menjaga diri mereka.
Hudzaifah bin Yaman menasehatkan: “Hindari oleh kalian tempat-tempat fitnah.” Beliau ditanya:”Apa itu tempat-tempat fitnah.”Beliau menjawab:’(tempat-tempat fitnah) adalah pintu-pintu para penguasa. Salah seorang diantara kalian masuk menemui seorang penguasa, lantas dia akan membenarkan penguasa itu dengan dusta dan menyatakan sesuatu yang tidak ada padanya.”
Said bin Musayyib menegaskan:”Jika kamu melihat seorang alim bergaul dengan penguasa, maka hati-hatilah darinya karena sesungguhnya dia adalah pencuri.”
Sebagian Salaf menjelaskan:”Sesungguhnya tidaklah kamu mendapatkan sesuatu kehidupan dunia (dari para penguasa) melainkan mereka telah memperoleh dari agamamu sesuatu yang lebih berharga darinya.”
§   Mereka tidak terburu-buru dalam berfatwa (sehingga mereka tidak berfatwa kecuali setelah menyakini kebenarannya).
Adalah para Salaf saling menolak untuk berfatwa sampai pertanyaan kembali lagi kepada orang yang pertama (di tanya).
Abdurrahman bin Abi Laila menceritakan kisahnya: “Aku pernah mendapati di masjid (nabi) ini 120 orang shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Tidak ada seorang pun dari mereka saat ditanya tentang suatu hadits atau fatwa melainkan dia ingin saudaranya (dari kalangan shahabat yang lain) yang menjawabnya. Kemudian tibalah masa pengangkatan kaum-kaum yang mengaku berilmu saat ini. Mereka bersegera menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kalau seandainya pertanyaan ini dihadapkan kepada Umar bin Khattab, niscaya beliau mengumpulkan ahli Badar untuk di ajak bermusyawarah dalam menjawabnya.”
§   Ulama akhirat mayoritas pembahasan mereka adalah ilmu yang berkaitan dengan amal dan perkara-perkara yang dapat merusakannya, mengotori hati dan membangkitkan was-was. Hal ini disebabkan karena membentuk amalan-amalan sangat mudah sedangkan membersihkan amat sulit. Kaidah dasarnya adalah: “Menjaga diri dari kejelekan tidak akan bisa terjadi hingga ia mengetahui tentang kejelekan.”
§   Ulama akhirat selalu membahas atau mencari rahasia amalan-amalan yang di syariatkan dan memperhatikan hikmah-hikmahnya. Jika mereka tidak mampu menyibak tabir rahasianya, mereka tetap bersikap pasrah dan menerima syariat Allah.
§   Termasuk sifat Ulama Akhirat adalah mengikuti para shahabat dan orang-orang pilihan dari kalangan tabi’in selanjutnya mereka menjaga diri dari setiap perkara baru dalam agama (bid’ah).
(disadur dari Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah Al-Maqdisi hal. 23-26, Maktabah Dar bayan Muassah ‘Ulumul Qur’an)
E.       PUJIAN ALLAH TERHADAP ULAMA
            Setelah kita mengetahui peranan penting para ulama dalam melanggengkan keberlangsungan dakwah Islam, rasanya sangatlah tepat Allah memuji mereka dalam banyak ayat Al-Qur’an. Diantaranya Allah berfirman:
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Kalaulah mereka menyerahkan urusannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahui dari mereka (Rasul dan ulil amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syaithan, kecuali sebagian kecil saja (diantara kamu).”(An-Nisa:83)
            Imam Al-Hasan Al-Basri dan Al-Qatadah menafsirkan:”Ulil amri dalam ayat ini adalah ahlul ilmi dan fiqh.”(Tafsir Thabari jilid 3 juz 5 hal.177 cet. Dar.Kutub Ilmiyyah)
            Allah juga berfirman:
“Allah memberikan kesaksian bahwasanya tidak ada ilah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga memberikan kesaksian demikian). Tidak ada ilah melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Ali Imran:18)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan menyatakan: “…ini kedudukan yang mengandung keistimewaan agung bagi para ulama….”(Tafsir Ibnu Katsir, jilid I hal.360, cet.Dar.Ma’rifah)
Lihatlah bagaimana dalam ayat ini Allah menggandengkan antara persaksian orang-orang berilmu dengan persaksian Allah sendiri dan malaikat-Nya. Hal ini menunjukan keutamaan yang agung bagi para ulama.”(Sallus Suyuf hal.63)
Allah berfirman:
“Katakan: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”(Az-Zumar:9)
            Imam Al-Qurthubi mengomentari ayat ini dengan menyatakan: “Orang yang berilmu adalah orang yang bisa mengambil manfaat dari ilmunya dan tidak bisa mengambil manfaat dari ilmunya dan tidak mengamalkannya, maka ia bukan seorang yang berilmu…..”(Tafsir Qurthubi jilid 8 juz 15 hal. 156, cetakan Dar Kutub Ilmiyyah)
            Tentunya pertanyaan Allah disini adalah pertanyaan “pengingkaran”. Yang jelas jawabannya adalah: “Tidak sama.” Maka dari pemahaman ini ayat diatas menunjukkan keutamaan ulama dari yang bukan ulama.
            Syaikh Tsaqil Ibnu Shalfiq Al-Qasami mempertegaskan hal ini. Beliau menyatakan:”Lihatlah bagaimana dalam ayat ini Allah memuliakan para ulama! (Allah menjelaskan) bahwa orang yang tidak berilmu tidak sama kedudukannya dengan orang yang berilmu.”(Sallus Suyuf hal.63)
            Allah berfirman:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…..”(Al-Mujadalah: 11).
Imam Al-Qurthubi menafsirkan ayat diatas dengan menyatakanMaksud (Allah meninggikan mereka) adalah dalam hal pahala di akhirat dan kemuliaan di dunia. Maka Allah mengangkat derajat orang yang beriman diatas orang yang beriman, dan mengangkat derajat orang yang berilmu diatas derajat orang yang tidak berilmu. Ibnu Mas’ud berkata: “Dalam ayat ini Allah memuji para ulama.”Makna ayat ini adalah Allah mengangkat (derajat) orang yang beriman dan berilmu diatas orang yang beriman namun tidak berilmu beberapa derajat dalam agama mereka jika mereka melaksanakan apa yang diperintahkan Allah…”(Tafsir Qurthubi jilid 9 juz hal. 194, cetakan Dar Kutub Ilmiyyah)
            Demikianlah beberapa ayat beserta tafsirannya yang mengandung pujian terhadap para ulama. Tentunya banyak ayat lain yang senada dengan ayat-ayat diatas. Kami membawakan sebagian saja unttuk meringkas pembahasan kita ini. Keterangan diatas sekali lagi menunjukan kepada kita bahwa para ulama adalah orang-orang yang mulia disisi Allah sehingga menjadi sebab turunnya rahmat di alam ini. Oleh karena itu semua muslimin memiliki kewajiban memuliakan para ulama pewaris nabi sebagaimana Allah telah memuliakan mereka. Barang siapa yang ingin menanam saham dalam menghancurkan dan merusak Islam, tentu ia akan menjatuhkan kehormatan dan meninggalkan para ulama.
            Cinta pada para ulama adalah salah satu tanda bagi seseorang bahwa dia Ahlus Sunah. Al-Imam Abu Utsman As-Shabuni mengatakan: “salah satu tanda dari Ahlus Sunah adalah mereka (Ahlus Sunnah) cinta kepada para Imam Sunnah, para ulama sunnah dan para wali Sunnah. Disamping itu mereka benci kepada para Imam ke bid’ahan yang menyeru ke neraka dan menunjukan para pengikutnya ke tempat kebinasaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghiasi dan menyinari hati dengan cahaya cinta kepada para ulama sunah sebagai sebuah keutamaan dari Allah ‘aza wa Jalla.”(Aqidatus Salaf Ash-Habul Hadits karya Abu Utsman Ashabuni hal. 121 cetakan Maktabah Ghuraba Al-Atsariyah)
            Adapun membenci para ulama merupakan salah satu tanda bagi seorang bahwa ia adalah Ahlul Bid’ah. Mengenai hal ini, Abu Utsman Ashabuni berkata ; Tanda-tanda  Ahlul  Bid’ah sangat jelas dan nampak pada diri mereka. Tanda mereka yang paling menonjol dan nampak jelas adalah permusuhan mereka yang keras, penghinaan dan pelecehan terhadap ulama pembawa hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka menggelari para ulama dengan sebutan “orang dungu”, “bodoh”,”tekstual”dan “orang yang suka menyerupakan Allah dengan makhluk–Nya “dst… (Aqidatus Salaf hal.116)
            Inilah beberapa keterangan seputar pembahasan ulama pewaris Nabi. Kita berharap pada Allah, mudah-mudahan tulisan ini bermamfaat bagi kaum muslimin dalam mengenali para ulama yang berada di tengah-tengah mereka.
            Ya Allah! Jadikanlah kami para hamba-Mu yang gigih dalam membela agama-Mu dan terimalah amal-amal kami sebagai amal yang berbuah hasil ridho di sisi-Mu. Amin,ya Rabbul ‘alamin.

Maraji’ (Daftar Pustaka):

1.   Al-Hujjah fi bayanil Mahajjah, Abul qasim Al-Ashbahani, tahqiq dan dirasah Muhammad bin Rabi’ bin Hadi Umair Al-Madkhali, cetakan dar Rayah.S
2.   Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, cetakan Maktabah Dar Bayan.
3.   Sallus Suyuf wal Asinnah ‘ala Ahlil Ahwa wal Ad’iyais Sunnah, Dar Ibnu Atsir.
4.   Minhajul Qasidhim, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, penerbit Maktabah Dar Bayan & Muassah “Ulumul Qur’an.
5.   Tafsir Thabari jilid 3 juz 5, Imam Thabari, penerbit Dar Kutub Ilmiyyah.
6.   Tafsir Ibnu Katsir jilid1, Ibnu Katsir, penerbit Dar Ma’rifah.
7.   Tafsir Qurthubi jilid 8 juz 15, Imam Al-Qurthubi, penerbit Dar kutub Ilmiyyah.
8.   Aqidatus Salaf Ash-habul Hadits, Abu Utsman As-Shabuni, cetakan Maktabah Ghuraba Al-atsariyah.

ISTINJA DENGAN AIR

ISTINJA DENGAN AIR
Hadits Abudaud 39
حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ عَنْ خَالِدٍ يَعْنِي الْوَاسِطِيَّ عَنْ خَالِدٍ يَعْنِي الْحَذَّاءَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ حَائِطًا وَمَعَهُ غُلَامٌ مَعَهُ مِيضَأَةٌ وَهُوَ أَصْغَرُنَا فَوَضَعَهَا عِنْدَ السِّدْرَةِ فَقَضَى حَاجَتَهُ فَخَرَجَ عَلَيْنَا وَقَدْ اسْتَنْجَى بِالْمَاءِ
memasuki sebuah kebun bersama seorang anak kecil yg membawa tempat air wudhu, ia adl orang yg paling kecil di kalangan kami, lalu dia meletakkan tempat air wudhu tersebut di sisi pohon bidara, kemudian beliau membuang hajatnya, lalu keluar menemui kami sementara beliau telah beristinja dgn air.
Hadits Abudaud 40
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ أَخْبَرَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ عَنْ يُونُسَ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِي أَهْلِ قُبَاءٍ { فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا } قَالَ كَانُوا يَسْتَنْجُونَ بِالْمَاءِ فَنَزَلَتْ فِيهِمْ هَذِهِ الْآيَةُ
Ayat ini turun berkaitan dgn penduduk Quba, Di dalamnya ada orang-orang yg ingin membersihkan diri. Abu hurairah berkata; Mereka beristinja dgn air, maka ayat ini turun berkaitan dgn mereka.
Hadits ibnumajah 348
حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنْ غَائِطٍ قَطُّ إِلَّا مَسَّ مَاءً
Aku tak pernah melihat Rasulullah selesai dari buang hajat kecuali menyentuh air (bersuci).
Hadits ibnumajah 349
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا عُتْبَةُ بْنُ أَبِي حَكِيمٍ حَدَّثَنِي طَلْحَةُ بْنُ نَافِعٍ أَبُو سُفْيَانَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيُّ وَجَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَأَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ نَزَلَتْ { فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ } قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَثْنَى عَلَيْكُمْ فِي الطُّهُورِ فَمَا طُهُورُكُمْ قَالُوا نَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ وَنَغْتَسِلُ مِنْ الْجَنَابَةِ وَنَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ قَالَ فَهُوَ ذَاكَ فَعَلَيْكُمُوهُ
Allah telah memuji kalian di dalam perkara bersuci, maka bagaimana kalian bersuci?
mereka menjawab; Kami berwudlu untuk shalat, mandi besar, & beristinja` dgn air. Beliau bersabda:
Apa yg sekarang kalian lakukan maka tekunilah.
Hadits ibnumajah 350
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ شَرِيكٍ عَنْ جَابِرٍ عَنْ زَيْدٍ الْعَمِّيِّ عَنْ أَبِي الصِّدِّيقِ النَّاجِيِّ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَغْسِلُ مَقْعَدَتَهُ ثَلَاثًا قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَعَلْنَاهُ فَوَجَدْنَاهُ دَوَاءً وَطُهُورًا قَالَ أَبُو الْحَسَنِ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْوَاسِطِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ نَحْوَهُ
mencuci pantatnya tiga kali. Ibnu Umar berkata; Lalu kami melakukan hal itu, hingga yg kami dapatkan adl obat & kebersihan. Abu Al Hasan bin Salamah berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Hatim & Ibrahim bin Sulaiman Al Wasithi keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim berkata, Syarik sebagaimana hadits diatas.
Hadits ibnumajah 351
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ عَنْ يُونُسَ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَتْ فِي أَهْلِ قُبَاءَ { فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ } قَالَ كَانُوا يَسْتَنْجُونَ بِالْمَاءِ فَنَزَلَتْ فِيهِمْ هَذِهِ الْآيَةُ
Telah turun ayat kepada penduduk Quba`: Di dalamnya ada orang-orang yg ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yg bersih. Beliau bersabda:
Mereka beristinja` dgn air, sehingga ayat ini turun kepada mereka.


Rabu, 21 Mei 2014

Laporan Ordo Serangga Hama



I. PENDAHULUAN

1.1.  Dasar Teori
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Contohnya adalah organisme yang menjadi vektor penyakit bagi manusia, seperti tikus dan lalat yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor malaria. Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Istilah "suci hama" juga digunakan sebagai padanan kata "steril" dalam pengertian bebas dari penyebab kontaminasi (wikipedia. 2010).
Dunia binatang (Animal Kingdom) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi golongan - golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis) (Retro 2011)..
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain - lain). a). Filum aschelminthes anggota filum aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas nematoda. Namun, tidak semua anggota klas nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada di antaranya yang berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa). b) Filum mollusca dari filum mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari klas Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot, Pomacea ensularis canaliculata (keong emas). c) Filum chordate anggota filum chordata yang umum dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari klas mammalia (binatang menyusui). d) Filum Arthopoda Merupakan filum terbesar di antara filum - filum yang lain karena lebih dari 75 % dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum Arthropoda (Retro 2011).
Serangga merupakan objek penting yang dipelajari karena merupakan hama yang merusak tanaman diarea pertanian dan serangga merupakan jumlah spesies yang terbesar yaitu sekitar 686.000 (91% dari 750 spesies arthropoda) dan dari seluruh spesies binatang yang dikenal yakni sekitar 72% dari seluruh spesies binatang. Serangga yang penting yang tidak lain sering merusak tanaman adalah kelompok kelas Hexapoda. Serangga Hexapoda mempunyai ciri khas yakni memiliki enam buah kaki (deni 2013).
Jenis ini memiliki beberapa jenis ordo,yakni sebagai berikut. Ordo Orthoptera berasal dari kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron artinya “sayap”. Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya (Rio Ardi 2009).
 Ordo hemiptera hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo ini  pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain dan golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan syap belakang seperti selaput tipis. Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah (Rio Ardi 2009).
Ordo Homoptera homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen. Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala (Rio Ardi 2009).
Ordo Lepidoptera berasal dari kata lepidos “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari ordo lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Tipe alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna (Rio Ardi 2009).
Ordo Coleoptera coleos artinya “seludang” pteron “sayap”. Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras  dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago). Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik (Rio Ardi 2009).
Ordo Diptera di artinya “dua” dan pteron artinya “sayap” merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa.  Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap (Rio Ardi 2009).
1.2.  Tujuan
            Tujuan Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman ini yaitu
1.    Untuk mengetahui perbedaan enam ordo serangga yakni ordo Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Lepidoptera, Dipteral dan Coleopteran.
2.    Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh serangga (kepala, dada, sayap, perut dan kaki) sehingga memudahkan pengklasifikasian/identifikasi keenam serangga hama tersebut.



II.  BAHAN DAN METODE

2.1.  Waktu dan Tempat
  Praktikum Dasar-dasar perlindungan tanaman dengan judul “Mengenal Ordo Serangga Hama” dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 11 April 2014 pukul 13.00 -14.40 WIB. Di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya,
2.2.  Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 1 jenis serangga dari masing-masing ordo, larva plutella xylostella, imago plutella xylostela, belalang kayu, jangkrik, larva kumbang kelapa, kumbang kelapa, walang sangit, kepik, kutu daun, lalat buah. Sedangkan alat-alat yang digunakan kaca pembesar/lup, alat gambar dan alat tulis lainnya.
 2.3.  Cara Kerja
a.       Praktikan mengamati kemudian membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar dari masing-masing ordo serangga hama, bagian yang digambar adalah:
-          Bentuk serangga keseluruhan
-          Per masing-masing bagian yaitu sayap depan dan belakang, kepala (caput), dada (thorax), perut (abdomen) dan kaki.
-          Melakukan pengklasifikasian (genus, spesies, ordo dan familia)
-          Membuat resuman singkat meliputi gejala serangan, tanaman yang diserang dan biologi serangga tersebut (telur-larva-pupa-imago atau telur-nimfa-imago) dan dicantumkan dalam laporan.
b.      Gambar hasil pengamatan ini dibuat sebagai laporan sementara yang di tanda tangani oleh asisten yang bertugas.
 
III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.  Tabel Hasil Pengamatan
            Tabel 1. Hasil Pengamatan Gejala Penyakit Tanaman.
No
Nama Serangga
Ordo Serangga
Tipe Perkembangan
Bentuk Sayap
Tipe Mulut
Bagaian Tanaman Yang diserang
1.
Belalang Kayu
(Valango Nigricornis)
Orthoptera
Paurometabola
(Telur-Nimfa-Imago)
Bersayap Lurus
Menggigit dan Mengunyah
Pada Bagian Daun
2.
Jangkrik
(Gryllu Assimilis)
Hemiptera
Paurometabola
(Telur-Nimfa-Imago)
Bersayap Setengah Bagian
Menggigit dan Mengunyah
Daun Dan Batang
3.
Kumbang Kelapa
(Orytes Rhino Ceros)
Coleoptera
Holometabola
 Seludung
Menggigit Mengunyah
Batang, Daun
4.
Imago
(Plutella xilostella) Ualat daun
Lepideptera
Paurometabola
Sisik-Sisik Kecil
Menusuk Mengisap
Bunga
5.
Kutu Daun
(Aphis Sp)
Homoptera
Paurometabola

Sama Seperti Membran
Menghisap
Daun
6.
Walang Sangit
(Leptocorisa acuta)
Hemiptera
Paurometabola
Seperti Selaput
Menusuk Menghisap
Daun Malai Padi
7.
Larva Kumbang Kelapa
(Uret Ozites Tinoceros)
Coleoptera
Holometabola
Tidak Ada Sayap
Menggigit Mengunyah
Akar, Batang, dan Bahan-bahan Organik
8.
Lalat Buah
(Daucus Sp)
Diptera
Holometabola
Halter
Menggigit Mengunyah dan Menjilat
Buah, Daging
9.
Kepik
(Nazara Viridula)
Homoptera
Paurometabola
Seperti Membran
Menusuk Mengisap
Daun
10.
Larva Plutella Xilostella
Coleoptera
Holometabola
Seperti Selaput
Menggigit Mengunyah
Akar Batang
                 

 

3.2.  Pembahasan
3.2.1.  Belalang Kayu (Valango Nigricornis)


Gambar 1. Belalang Kayu
Sumber    : Dokumentasi pribadi & https://www.google.co.id/search?noj=1&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=struktur+tubuh+belalang+kayu&oq=struktur+tubuh+belalang+kayu&gs_l=img.12...0.0.1.648651.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..41.img..17.4.683.cdoZBA9se9Y#facrc=_&imgrc=skg0MN2KoJ_6bM%253A%3BX0NvXXvpl5_daM%3Bhttp%253A%252F%252F110.138.206.53%252Fbahan-ajar%252Fmodul_online%252Fbiologi%252FMO_78%252Fimages%252Fgbr15.jpg%3Bhttp%253A%252F%252F110.138.206.53%252Fbahan-ajar%252Fmodul_online%252Fbiologi%252FMO_78%252Fbio111_19.htm%3B660%3B237
 




           

            Hasil pengamatan yang sesuai pada tabel diatas dengan menggukana mata telanjang dan kaca pembesar belalang kayu yang bertidak sebagaia hama dari keenam ordo, masuk dalam bagian ordo serangga  Orthoptera diamana proses perkembanaganya bertipe paurometabola (telur-nimfa-imago), seranggga ini memiliki bentuk sayap lurus pada saat istirahat, tipe alat mulut pada serangga ini nimfa dan imago sama yaitu menggigit mengunyah, serangga ini menyerang pada bagian tanaman yaitu pada bagian daun. Klasifikasi belalang kayu (Valanga nigricornis) memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom: Animalia, Phylum: Arthropoda, Class: Insecta, Order: Orthoptera, Family: cridoidea, Genus: Valanga, Specific name : nigricornis, Scientific name: Valanga nigricornis.
            Siklus hidup belalang kayu sebagai berikut, telur belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan segera muncul. Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari. Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang.
      Pengendalian dari belalang kayu ini yaitu Kultur Teknis: Dengan mengatur pola tanam dan menanam tanaman alternatif yang tidak disukai oleh belalang seperti tanaman kacang tanah dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah pada lahan yang diteluri sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil.  Gropyokan/Mekanik/Fisik: Kelompok tani secara aktif mencari kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan kayu, ranting, sapu dan jaring perangkap.
3.2.2.  Jangkrik (Gryllu Assimilis)
Gambar 2. Jangkrik
Sumber    : Dokumentasi pribadi & https://www.google.co.id/search?noj=1&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=struktur+tubuh+jangkrik&btnG=https://www.google.co.id/search?noj=1&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=struktur+tubuh+jangkrik&btnG=
 




           

Sesuai dengan hasil pengamatan pada tabel diatas dengan menggukana mata telanjang dan kaca pembesar jangkrik sebagai dari salah satu bahan yang digunakan dalam proses pengamatan, jangkrik yang bertidak sebagaia hama dari keenam ordo, masuk dalam bagian ordo serangga  Hemiptera diamana proses perkembanaganya bertipe paurometabola (telur-nimfa-imago), seranggga ini memiliki bentuk sayap yang dapat dilihat secara langsung mengenai bagain sayap, serangga ini memiliki bentuk sayap setengah bagian, tipe alat mulut pada serangga ini nimfa dan imago sama yaitu menggigit mengunyah tipe alat mulut yang dimiliki jankrik sama dengan tipe alat mulut belalang kayu, serangga ini menyerang pada bagian tanaman yaitu pada bagian daun dan batang.
Jangkrik mengalami metamorfosis tidak sempurna, dalam masa hidupnya sejak menetas hingga tumbuh dewasa, jangkrik mengalami pergantian kulit selama 7 – 8 kali. Jangkrik akan mati setelah meninggalkan telur yang jumlahnya cukup banyak sebagai pengganti generasi berikutnya. Siklus hidup jangkrik sebagai berikut :
* Jangkrik bertelur                  1          -           5        Hari
*  Telur jangkrik menetas         14        -           15      Hari
* Anakan jangkrik                   1          -           20      Hari
* Jangkrik Muda                     21        -           40      Hari
* Jangkrik Dewasa                  41        -           60      Hari
* Jangkrik Dewasa Birahi       61        -           80      Hari
* Jangkrik Bertelur                  81        -           83      Hari
            Pengendalian serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh binatangnya bila terlihat pada batang tanaman.
3.2.3.  Kumbang Kelapa (Orytes Rhino Ceros)
Gambar 3. Kumbang Kelapa
Sumber    : Dokumentasi pribadi & https://www.google.co.id/search?noj=1&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=struktur+tubuh+belalang+kayu&oq=struktur+tubuh+belalang+kayu&gs_l=img.12...0.0.1.648651.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..41.img..17.4.683.cdoZBA9se9Y#facrc=_&imgrc=skg0MN2KoJ_6bM%253A%3BX0NvXXvpl5_daM%3Bhttp%253A%252F%252F110.138.206.53%252Fbahan-ajar%252Fmodul_online%252Fbiologi%252FMO_78%252Fimages%252Fgbr15.jpg%3Bhttp%253A%252F%252F110.138.206.53%252Fbahan-ajar%252Fmodul_online%252Fbiologi%252FMO_78%252Fbio111_19.htm%3B660%3B237
 





       



Pengamatan yang dilakukan pada serangga yang bertindak sebagai hama yaitu kumbang kelapa, dengan pengamatan yang sesuai dengan tabel hasil pengamatan yang pengamatanya dengan menggunakan metode sederhana yaitu dengan mata telanjang dan alat bantu kaca pembesar, dapat dijelaskan bahawa ordo serangga ini Coleoptera dengan tipe perkembangan hidupnya holometabola , dengan bentuk sayap seludung pada sayap bagian depanya, sayap belakang seperti selaput, tpe alat mulut serangga ini larva dan imago sama yaitu menggigit mengunyah, serangga ini sering menyarang pada bagaian tanaman terutama pada bagian batang dan daun. Sistematika kumbang kelapa menurut Kalshoven (1981) adalah sbb:  Kingdom: Animalia, Filum: Arthropoda, Kelas: Insecta, Ordo: Coleoptera, Famili: Scarabaeidae, Genus: Oryctes, Spesies: Oryctes rhinoceros L.
Siklus hidup O. rhinoceros  Telur O. rhinoceros  berbentuk bulat dan berwarna putih. Stadia telur lamanya 8-12 hari. Larva yang keluar berwarna putih dengan mulut berwarna merah coklat, kepala berwarna coklat dan memiliki tiga pasang kaki. Larva O. rhinoceros mengalami tiga instar (pergantian kulit) dan membutuhkan waktu  2-4 bulan untuk perkembangannya. Variasi waktu perkembangan larva dipengaruhi oleh jenis makanan dan iklim. Tempat perkembangan larva adalah tunggul kelapa yang masih tegak maupun telah mati, timbunan kulit buah kopi/kakao, ampas tebu, timbunan limbah penggilingan padi, timbunan pupuk kompos, pupuk kandang dan timbunan serbuk gergaji. Larva instar terakhir masuk ke tanah sedalam ± 30 cm dan tidak aktif selama 8-13 hari (masa prapupa). Pupa berwarna coklat dan terbungkus kokon yang dibuat dari tanah ataun sisa-sisa serat tanaman. Lama stadia pupa 17-28 hari. Kumbang O. rhinoceros berwarna hitam dengan bagian bawah berwarna coklat kemerahan. Kumbang jantan memiliki cula yang lebih panjang dari kumbang betina.  Kumbang tertarik pada cahaya. Kumbang dapat terbang jauh namun biasanya lebih memilih tumpukan sampah yang terdekat. Siklus hidup O. rhinoceros berkisar 3,5 – 6,5 bulan.
Pengendalian yang bisa dilakukan untuk mencegah serangga hama kumbang kelapa yaitu:
-       Sanitasi membersihkan tempat perkembangbiakan larva O. rhinocerosseperti tanaman mati membusuk, tunggul kelapa dipotong-potong kemudian dibakar agar tidak menjadi sarang O. rhinoceros.
-       Mekanis mengumpulkan larva/pupa kemudian dimusnahkan dan menebang serta memusnahkan pohon yang telah mati.
-       Kultur teknis batang yang tidak dimanfaatkan ditutup dengan tanaman penutup tanah seperti Centrosema pubescens atau Pueraria phaseoloides.
-       Biologi menggunakan jamur antagonis Metarhizium anisopliae. Jamur ini tidak hanya efektif untuk mengendalikan larva namun juga dapat menginfeksi kumbang.
 3.2.4.  Imago (Plutella xilostella) Ulat daun



Gambar 4. Daun Jambu Agung terserang penyakit
Sumber    : https://www.google.co.id/search?noj=1&tbm=isch&q=struktur+tubuh+imago+plutella+xylostella&spell=1&sa=X&ei=7xFQU8XWKoH5rQfgiICAAQ&ved=0CE8QvwUoAA&dpr=1&biw=1366&bih=674#facrc=_&imgdii=_&imgrc=9pag-A_NOJlgOM%253A%3B0RNa_AAdvGk2mM%3Bhttp%253A%252F%252Fweb.ipb.ac.id%252F~phidayat%252Fentomologi%252FGambar%252Fgeneral%252520insect.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fgyotinusu.blogspot.com%252F2011%252F10%252Fentomologi.html%3B872%3B618

 



           

Pengamatan serangga hama Imago dapat dilihat pada tabel pengmatan yang dimana pengamatannya sama dengan pengamatan sebelumnya, meneliti bagian-bagian tubuh serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) yang mana bagian-bagian tersebut dapat diklasifikasikan kedalam keenama ordo serangga yang bersangkutan, dalam hal ini ordo serangga ini lepideptera dengan perkembanangan hidunya paurometabola (telur-larva-pupa-imago) denagn bentuk sayap terdiri dari sisik-sisik kecil yang akan menempel bila dipegang, tipe mulut pada serangga ini menggigit dan mengunyah, bagaian tanaman yang sering diserang yaitu pada bagian bunga.
            Siklus hidup P. xylostella dari telur hingga imago meletakkan telur berkisar antara 21-51 hari.  Lama periode hidup tersebut dipengaruhi oleh faktor makanan dan lingkungan berupa suhu dan kelembaban (Chan et al. 2008).   Ditambahkan oleh Golizadeh et al. (2009) bahwa kualitas dan kuantitas tanaman inang sangat berperan pada dinamika populasi P. xylostella.  Ketersediaan makanan itu akan berpengaruh pada kebugaran imago P. xylostella.






3.2.5.  Kutu Daun (Aphis Sp)


           


Gambar 5. Kutu Daun
Sumber    : https://www.google.co.id/search?noj=1&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=struktur+tubuh+Kutu+Daun+%28Aphis+Sp%29&oq=struktur+tubuh+Kutu+Daun+%28Aphis+Sp%29&gs_l=img.12...243634.243634.0.244876.1.1.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.41.img..1.0.0.wUtEXTF5hOI#facrc=_&imgdii=_&imgrc=5fZweatnhPK7GM%253A%3Bg9MSJ4NGzQHesM%3Bhttp%253A%252F%252F2.bp.blogspot.com%252F-1f4hwZUoWKY%252FUX1p4KvNbEI%252FAAAAAAAAABI%252FqKYzrV38XXU%252Fs1600%252Fanatomy_upperside.gif%3Bhttp%253A%252F%252Fharryoafandi.blogspot.com%252F2013_04_01_archive.html%3B550%3B400
 
           


Kutu daun (Aphis Sp) yang merupakan bagaian dari keenam ordo yang bertindak sebagai serangga hama, yang sesuai dengan namanya kutu ini dijumpai pada bagian daun. Kerusakan karena hama ini tampak pada bagian-bagian tanaman yang masih muda, misalnya tunas-tunas dan daun-daun serta tangkai daun yang masih muda. Pada pengamatan kutu daun masuk dalam bagian ordo homoptera dengan tipe perkembangan hidupnya Peurometabola, serangga ini bersayap sama seperti membrane dengan tipe mulut menghisap, serangga ini paling sering menyerang pada bagian tanaman terutama daun. utu daun (Aphis Sp) memiliki klasifikasi : Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Hemiptera, Subordo : Sternorrhyncha, Superfamili : Aphidoidea, Famili : Aphididae.
Siklus hidup kutu daun dimulai dari telur yang menetas pada umur 3 sd 4 hari setelah diletakan. Telur menetas menjadi larva dan hidup selama 14 sd 18 hari dan berubah menjadi imago. Imago kutu daun mulai bereproduksi pada umur 5 sd 6 hari pasca perubahan dari larva menjadi imago. Imago kutu daun dapat bertelur sampai 73 telur selama hidupnya. Pengendalian dengan cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi,



3.2.6.  Walang Sangit (Leptocorisa acuta)
Gambar 6. Walang Sangit (Leptocorisa acuta)
Sumber    : Dokumentasi pribadi & https://www.google.co.id/search?noj=1&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=struktur+tubuh+walang+sangit+leptocorisa+acuta&oq=struktur+tubuh+walang+sangit+leptocorisa+acuta&gs_l=img.3...161658.180986.0.181493.20.20.0.0.0.0.449.5795.3j3j1j8j5.20.0....0...1c.1.41.img..19.1.398.jAoCDJT8xEY#facrc=_&imgdii=_&imgrc=l5I1Sxl_rYMXJM%253A%3BDa_pPVZ0F8ukLM%3Bhttp%253A%252F%252F4.bp.blogspot.com%252F-6PLx3gKqh_w%252FT9bcDc1z3XI%252FAAAAAAAAAOA%252FnB8WPZr1T_w%252Fs1600%252FSlide7.JPG%3Bhttp%253A%252F%252Famirulrosid.blogspot.com%252F2012%252F06%252Fmakalah-insecta-ametabola.html%3B960%3B720
 










Pengamatan yang selanjutnya mengamati serangga walang sangit, sesuai pada tabel walang sangit masuk dalam golongan ordo Hemiptera, tipe perkembanganya adalah paurometabola, serangga ini sayap bagian depanya mengalami penebalan setengah bagian, sisanya bertekstur seperti selaput, tipe alat mulut dar serangga ini nimfa dan imagonya sama menusuk dan mengisap, serangga ini menyerang pada bagian tanaman daun malai padi. Walang sangit (Leptocorisa acuta) memiliki klasifikasi : Kingdom     :Animalia, Phylum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Hemiptera, Famili : Alydidae, Genus : Leptocorixa, Spesies : Acuta, Author           : Thunberg.
Siklus hidup walang sangit meletakan telur pada bagian atas daun tanaman. Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman, diletakan satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. Lama periode bertelur 57 hari dengan total produksi terlur per induk + 200 butir. Lama stadia telur 7 hari, terdapat lima instar pertumbuhan nimpa yang total lamanya + 19 hari. Lama preoviposition + 21 hari, sehingga lama satu siklus hidup hama walang sangit + 46 hari.         
Pengendalian, Pengendalian secara kultur teknik Sampai sekarang belum ada varietas padi yang tahan terhadap hama walang sangit. Maka dianjurkan beda tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 2,5 bulan. Plot-plot kecil ditanam lebih awal dari pertanaman sekitarnya dapat digunakan sebagai tanaman perangkap. Setelah tanaman perangkap berbunga walang sangit akan tertarik pada plot tanaman perangkan dan dilakukan pemberantasan sehingga pertanaman utama relatif berkurang populasi walang sangitnya.
3.2.7.  Larva Kumbang Kelapa (Uret Ozites Tinoceros)
Gambar 7. Larva Kumbang Kelapa (Uret Ozites Tinoceros)
Sumber    :  dokumentasi pribadi & https://www.google.co.id/search?q=Struktur+tubuh+Kepik+%28Nezara+Viridula%29&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=zm5QU9_RJ8KzrgequIDYCg&ved=0CAYQ_AUoAQ&biw=1366&bih=674#q=Struktur+tubuh+Larva+Kumbang+Kelapa+%28Uret+Ozites+Tinoceros%29&tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=T0s4evOO0WJU3M%253A%3BvQrh_ef6zGF2bM%3Bhttp%253A%252F%252F4.bp.blogspot.com%252F-cZuTm4Xrh5w%252FUNnvmF1BOhI%252FAAAAAAAACp8%252Fs5i780s019E%252Fs72-c%252Fhpt00.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fmasechoamcp.blogspot.com%252F2012%252F12%252Fserangga-yang-menjadi-hama-tanaman.html%3B72%3B66
 






                 



Sesuai dengan tabel pengamatan larva kumbang kelapa dengan teknik penelitian mengamati bagian-bagian tubuh dari serangga, pengamatan dilakukan dengan meggunakan mata telanjang dan alat bantu kaca pembesar sebagai salah satu untuk mempermudah proses pengklasifikasian, walang sangit yang merupakan serangga hama yang dapat merusak tanaman atau yang sering mengganggu tanaman dalam proses pertumbuhannya, walang sangit masuk dalam bagian ordo tserangga Hemiptera dengan tipe perkembangan holometabola, bentuk sayap dari serangga ini tidak ada dikarenakan penelitian serangga ini memilih serangga yang masih berbentuk seperti ulat, tipe mulut dari serangga ini mengigit dan mengunyah, serangga ini menyerang pada bagian tanaman akar, batang, dan bahan-bahan organic, serangga ini juga sering dijumpai pada sisa-sisa tai sapi yang sudah lama.
Siklus hidup telur serangga ini berarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm. Telur-telur ini diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini menetas. Rata-rata fekunditas seekor serangga betina berkisar antara 49-61 butir telur. Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva deasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh larva terdapat bulu-bulu pendek dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh lebih rapat.
Cara pengendalian. Pengendalian secara bercocok tanam/kultur teknis, meliputi cara-cara yang mengarah pada budidaya tanaman sehat yaitu : terpenuhinya persyaratan tumbuh (suhu, curah hujan, angin, ketinggian tempat, tanah), pengaturan jarak tanam, pemupukuan, dan pengamatan pada kanopi tunas seluas 0,25 m2.
3.2.8.  Lalat Buah (Daucus Sp)
           


Gambar 8. Lalat Buah (Daucus Sp)
Sumber    : https://www.google.co.id/search?q=Struktur+tubuh+Kepik+%28Nezara+Viridula%29&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=zm5QU9_RJ8KzrgequIDYCg&ved=0CAYQ_AUoAQ&biw=1366&bih=674#q=Struktur+tubuh+lalat+buah&tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=JSq4cXzalD10vM%253A%3BHNI4C5NMYYPXFM%3Bhttp%253A%252F%252F1.bp.blogspot.com%252F-AgLtzrrM9Cg%252FT-FacrLRxkI%252FAAAAAAAAAWQ%252FStMWS5NfJcc%252Fs1600%252FSlide15.JPG%3Bhttp%253A%252F%252Famirulrosid.blogspot.com%252F2012_06_01_archive.html%3B960%3B720
 


           



Pengamatn yang dilakukan pada bagain serangga lalat buah sama seperti pengamatan-pengamatan yang sebelumya denagn mengamati bagian-bagian tubuh dari serangga tersebut untuk diklasifikasikan, sesuai dengan hasil pengklasifikasian ordo serangga serangga ini Diptera dengan tipe perkembangan hidupnya holometabola, bentuk sayap dari serangga ini bersayap dua, dua buah sayap belakangnya berubah menjadi bulatan yang disebut halter yang berfungsi sebagai alat keseimbanagn sawaktu terbang, tipe alat mulut pada serangga ini larva menggigit mengunyah, sedangkan imagonya menjilat, serangga ini menyerang pada bagian buah. Lalat buah  (Dacus Sp) memiliki klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Diptera, Famili : Drosophilidae, Genus : Drosophila, Spesies : Drosophila melanogaster Morfologi  dari hama lalat buah (Dacus sp.) yaitu terdiri dari, caput, antenna, tungkai depan, tungkai belakang, mulut, sayap, thorax, dan abdomen. Lalat buah (Dacus sp.) banyak dijumpai di berbagai buah, permukaan tanah dekat tanaman buah-buahan (Anonim, 2009).
Cara Pengendalian Lalat buah ( Dacus Sp ) dapt dilakukan secara manual yaitu dengan cara mengunakan perangkap lem kuning untuk mencegah dan mengurangi serangan lalat buah.
3.2.9.  Kepik (Nazara Viridula)
Gambar 9. Kepik (Nazara Viridula)
Sumber    .Dokumentasi pribadi
 






            Pengamatan yang selanjutnya mengamati bagian-bagian tubuh serangga kepik, kepik yang biasa dijumpai pada tanaman jagung termasuk kedalam bagian ordo homoptera dengan tipe perkembanagnya paurometabola, serangga ini memililikisayap yang berbentuk seperti membran, tipe alat mulut pada serangga ini menulut dan menghisap, serangga ini sering menyerang pada bagian daun,
Klasifikasi:
Nama latin : Nezara Vindula
Nama umum : Kepik Hijau
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Family : Pentatomidap
Genus : Nezara
Spesies : Nezara Vindul
Siklus hidup dari telur menjadi serangga dewasa dibutuhkan waktu 4-8 minggu. total seluruh siklus hidup dicapai 60-80 hari, terkadang bisa mencapai 6 bulan. Menggunakan musuh alami: jenis tabuhan Ooencyrtus malayensis Ferr. dan Telenomus sp. merupakan parasit pada telur kepik hijau.
3.2.10.  Larva (Plutella xilostella)



Gambar 9. Larva (Plutella xilostella)
Sumber    . https://www.google.co.id/search?q=Struktur+tubuh+Kepik+%28Nezara+Viridula%29&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=zm5QU9_RJ8KzrgequIDYCg&ved=0CAYQ_AUoAQ&biw=1366&bih=674#q=Struktur+tubuh+Larva+%28Plutella+xilostella%29&tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=HJDxRikn-ew8HM%253A%3BcsTgzw2LpRg7mM%3Bhttp%253A%252F%252F1.bp.blogspot.com%252F-t3-iSb6iDww%252FUr2QcYDW40I%252FAAAAAAAAAPw%252FB91vMEBe26w%252Fs1600%252Fprocess.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fbuatbelajarbiologi.blogspot.com%252F%3B597%3B413
 







            Pengamatan terakhir mengamati larva atau ulat daun dengan cara pengamatan sama seperti yang sebelumya, serangga ini termasuk kedalam ordo serangga coleopteran denga tipe perkembangan holometabola, dan bentuk sayap seperti selaput, tipe alat mulut dari serangga ini yaitu menggigit dan mengunyah, dan bagian tanaman yang sering diserang adalah bagian akar dan batang
Nama umum: Ulat daun kubis, diamondback moth
Nama ilmiah: Plutella xylostella
Filum: Arthropoda
kelas: Insecta
Odo: Lepidoptera
Famili: Plutellidae
Inang: Tanaman dalam family Brassicaceae, termasuk  broccoli, Brussels sprouts (kubis Brussel), cabbage (kol), Chinese cabbage (kubis), cauliflower (kol bunga), collard, kale, kohlrabi, mustard, lobak dan selada air.
            Sikulus didup Larva berukuran kecil (sekitar 0,33 inci ketika tumbuh penuh). Tubuh larva melebar di bagian tengah dan meruncing ke arah anterior dan posterior dengan dua proleg pada segmen terakhir (posterior) membentuk huruf-V.  Ketika terganggu, larva bergerak  panik atau cepat menempel pada garis sutra menuju daun. Larva sebagian besar makan daun luar atau daun tua baik pada tanaman tua maupun titik-titik tumbuh tanaman muda. Larva juga akan memakan tangkai bunga dan kuncup bunga. Siklus hidup harva berlangsung 10 sampai 14 hari dan menbentuk kokon pada daun atau tangkai untuk pupasi. Telur ngengat berukuran sangat kecil, agak bulat telur, diletakkan secara tunggal pada sisi bawah daun. 
Pengendalian menggunakan musuh alami dan insektisida. Musuh alami sering efektif mengendalikan ngengat Diamondback, seperti tawon ichneumonid, Diadegma insularis, telah diidentifikasi sebagai parasit yang paling umum. Trichogramma pretiosum juga dapat menyerang telur Diamondback. Berbagai predator seperti kumbang tanah, kepik predator, larva lalat syrphid, dan laba-laba dapat menjadi faktor penting dalam mengendalikan populasi. Penyakit mikroba belum diketahui menjadi faktor penyebab kematian yang signifikan. (Arantha. 2011)
           
IV.  PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dunia binatang (Animal Kingdom) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi golongan - golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).
Hama dari jenis serangga memiliki enam ordo yang membedakannya satu dengan yang lain, ordo-ordo tersebut adalah : Ordo  Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat), Ordo Orthoptera (bangsa belalang), Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk), Ordo Coleoptera (bangsa kumbang), Ordo Hemiptera (bangsa kepik / kepinding), Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya),
4.2. Saran
            Saran yang dapat disampaikan pada praktikum mengenal ordo serangga hama yaitu memberikan penjelasan yang lebih jelas mengenai ordo serangga hama dan juga bagaimana cara penanggulangan penyakit tersebut, hal lain yang penting adalah memberikan kenyamaanan pada saat praktikum, yang menjadi kendala pada saat praktikum adalah kondisi ruangan yang panas hal ini menyebabkan kurang nyaman dalam pelaksanaan. Memberikan ketegasan kepada setiap mahasiswa praktikum yang tidak mengikuti aturan praktek seperti tidak adanya name take, baju lab dll. Asisstan praktikum memberikan pendampingan kepada setiap mahasiswa pada saat jalanya proses paktikum dan memberikan arahan yang sesuai denagan praktikum.